My name

Jumat, 18 Juni 2010

Kamu tetap anakku.....

Mungkin begini jadi orang tua.....meski aku belum jadi orang tua yang sesungguhnya tapi murid-muridku tetap saja aku anggap anakku.
Disaat mereka tidak sadar berbuat kesalahan aku berusaha mengingatkan....
Saat mereka terperosok jauh kedalam aku masih berusaha menariknya.....
Hingga saat genggamanku terlepas karena egonya yang masih terlalu tinggi...dia terjatuh.....
Dia merasakan kesakitan itu.......
Ingin rasanya aku memarahinya karena tidak mengindahkan nasehatku....
Banyak yang menyarankan untuk meninggalkanya karena ulahnya.
Banyak yang bilang itu resiko nya yang sembrono dalam bertindak.....

Tapi melihat tatapan matanya yang berkaca-kaca membuatku tak tega.....
Dadanya yang biasanya tegap kini terkulai tak berdaya.....
Langkah kaki yang semula ringan kini terdengar terseret...
Tangan yang biasanya begitu kokoh sekarang terlihat gemetar.....

Aku hanya bisa berusaha meraihmu nak......
sambut tanganku......
Kamu yang harus bisa menangkap genggamanku....
Jika memang engkau belum bisa menangkapnya....maafkan aku.....
Tapi..... engkau tetap anakku.........

Rabu, 16 Juni 2010

Perjuanganku.................

Aku tak mampu jika sendiri berjuang......
Aku tak kuasa hanya sendiri berdiri........
Aku butuh kalian.....teman sejawat dan juga anak anakku......
Aku hanya ingin kalian mendukung usahaku membantu kalian......
Aku hanya ingin membantu kalian menyongsong masa depan

Tolong anak-anakku......bantu aku.....
Jadilah diri kalian sendiri agar aku tau sejauh mana kalian bisa belajar bersama denganku.....
Aku tidak memerlukan nilai bagus jika itu hasil manipulasi.....
Jangan kau bohongi aku nak.....
Aku tulus bekerja untukmu.....
Aku sekuat tenaga untuk prestasimu....
Hargailah usahaku......
Ayo kita belajar bersama......

Jadilah diri kalian sendiri
Andai kalian belum bisa aku siap membantu
Asal kalian bersungguh-sungguh dalam belajar.....
Ayo nak kalian harus siap hadapi dunia....
Andai semua manipulasi apa yang kalian peroleh dari bangku sekolah?
Sia-sia setiap pagi kalian bangun berjalan ke skul....
kalo tak ada satu pun ilmu berasil kalian dapatkan.....

Nak masa depan ada di tanganmu...songsonglah........

Senin, 14 Juni 2010

Masa depan negara ini ada di tanganmu.....

Dear diary....
Diary....hari ini aku merasakan kesedihan luar biasa. Aku menulis ini bukan berarti aku munafik...tidak pernah ceroboh atau pun teledor. Tapi aku menulis ini karena aku pernah ceroboh dan aku juga pernah teledor sehingga aku tau dampak yang aku rasakan.
Kisah ku aku mulai......
Pukul 06.30 aku stater motorku dan mulai berangkat ke skul dengan harapan aku tidak terlambat. Karena hari ini adalah Ulangan Semester II.. Benar sampai di sekolah suasana masih sepi aku parkirkan motorku di bawah pepohonan depan lobby kantor.

Pukul 07.00 bel sudah berbunyi aku ambil naskah ujian dan aku mendapatkan ruang 07. Sesamapinya diruangan baru aku tau kalau kelas yang aku masuki kelas anak yang selama ini belum pernah aku ajar sama sakali. Kelas di setting dengan kondisi satu bangku adalah kelas X dan XI. Sayangnya seragam yang mereka pakai sama sehingga saya kurang memahami mana yang kelas X dan mana yang kelas XI.

Aku melirik pergelangan jam ku....sudah 07.10 tapi siswa yang masuk hanya sekitar 18 orang padahal seharusnya dalam satu kelas ada 36 siswa. Aku buka sampul ujian dan membagikan soal serta lembar jawaban pada masing-masing siswa. Selesai membagikan soal datang lah mereka satu per satu.....sampai pukul 07.30 masih saja ada yang baru datang dan yang sangat aku sesalkan mereka datang masuk kelas tanpa mengucap salam...langsung duduk tanpa mengucapkan maaf atau ijin mengikuti ujian karena datang terlambat. Mereka malah bercanda-canda dengan temannya. Aku berusaha meredam amarahku.......Aku meminta mereka untuk mengerjakan. Aku meririk masih ada 3 bangku kosong ehm.....apa mereka tidak hadir itu yang terlintas dalam pemikiranku.Akhirnya pukul 07.35 mereka datang dan langsung masuk kelas....lagi-lagi tanpa mengucap salam, tanpa minta maaf dan tanpa minta ijin untuk mengikuti ujian karena keterlambatan mereka. Baju tidak dimasukkan rapi, seperti merka tidak berniat menuntut ilmu di sekolah.....saat meminta soal ujian saya tanya mengapa terlambat jawabannya cukup dibuat-buat "belajar bu". Dan jawaban itu disambut gelak tawa dari seluruh kelas. Aku hanya menghela napas menahan rasa prihatinku.

Ujian berlangsung dengan tidak kondusif, dari mulut-mulut manis mereka terlontar kata-kata yang tidak perlu dan terkadang tidak pantas hanya sekedar untuk memancing gelak tawa mereka. Aku berusaha mengingatlan mereka nada bicaraku sudah mulai gemetar karena rasa marah yang tak tertahankan. "Ya Allah berikan hamba kesabaran" itu yang selalu aku bisikkan dalam hatiku. Saat aku menatap bawah aku melihat ada siswa yang memakai sandal....pertama aku berfikir dia sakit....aku dekati dia dan bertanya secara baik-baik.
" mengapa memakai sandal?" 
"Ga apa-apa bu!" jawabnya
"Lho kok bisa pakai sandal ke sekolah?" Aku masih berusaha bertanya
"Sepatu saya basah bu" jawabnya sekenanya, jawaban itu memancing riuh tawa dari seluruh kelas...tak ayal lagi semua saling mengucapkan komentar mereka. Aku tau jawaban itu hanya asal-asalan karena aku tau kemarin hari minggu dan cuaca cukup panas.
"Jadi kamu tidak sakit?"
"Tidak bu" jawabannya yang agak sengak (menyepelekan) membuat dadaku berdegub. Ya Allah beginikah sekolah di sekolah negri????
 akhirnya sebuah kalimat meluncur dari mulutku "Tolong kalian sekolah ada aturannya, jam berapa masuk baju apa yang di kenakan......" belum selesai aku bicara ada yang menyaut "Halah bu bu wong yo sekolah mbayar ae......"
Astagfirullah.................
Setiap aku berusaha untuk menasehati mereka selalu menjawab dengan kata-kata yang pedas.....aku maklum maksud mereka bercanda tapi beginikah?????
Apa karena aku bukan guru yang mengajar mereka, sehingga layak untuk di perlakukan demikian?
Anak didik yang aku ajar tau sifatku. Tidak akan berbuat semacam itu......Mungkin "mereka" yang belum pernah aku ajar fikir aku seorang guru yang "yo wis lah manut opo jare kamu, sak karepmu....." jangan salah nak......^_^

Akhirnya aku di bantu panitia meminta siswa yang tidak memakai sepatu untuk kekantor mengerjakan soal ujian di sana sungguh hukuman yang sangat ringan......
Berlanjut diary saat ujian berlangsung ada beberapa fakta yang membuatku sangat ingin keluar dan membatalkan ujian (hanya pemikiranku saja karena ga mungkinlah aku batalin ujian mang aku sapa?):
1. Jawaban beberapa anak (lebih dari 5) sampai jam 08.00 masih kosong tidak terisi sama sekali, saat aku tanya jawabannya tida  bisa, padahal aku tau mereka menunggu jawaban dari teman mereka.
2. Banyak yang terpaksa hp saya minta untuk masukkan dalam tas karena mereka mencari jawaban lewat sms. Sungguh ironis Hp di salah gunakan dan itu sudah menjadi tren masa kini
3. Mereka secara terang-terangan menyalin jawaban teman mereka di depan mataku, terpaksa aku tarik jawaban mereka. Bener-bener menganggap guru di depannya hanya patung........tidak perlu di pedulikan....ehm......

Diary.......memang tidak semua siswa ku demikian itu hanya segelintir dari mereka tapi diary......itu penyakit diary....penyakit yang akan menghancurkan bangsa. Aneh...bener bener aneh.....di saat banyak yang menyerukan pembangunan....menyerukan tuntutan ekonomi...menyerukan tuntutan kesejahteraan tetapi dari dalam banyak jiwa muda yang keropos akan ilmu pengetahuan dan juga moral. Tak heran diary banyak sekali tawuran....demonstrasi dengan kekerasan anarkisme dll. Semua terjadi karena "mereka" yang berbuat demikian tidak berfikir....buat apa sih merusak? buat apa teriak teriak? mengapa bukan aku saja yang kelak di suatu masa memimpin negara? (bukan berarti harus jadi presiden) tapi menggerakkan berbagai bidang dan sektor yang mereka tekuni....dengan amanat yang mereka sampaikan lewat demonstrasi tersebut?
Diary lagi-lagi itu PR seorang guru...mampukah diary jika kami para abdi negara ini tidak srtentak maju untuk memperbaikinya? mampukah hanya beberapa dari kami yang maju tapi yang lain tidak??? membuat "mereka" akan semakin ceroboh dalam menuntut ilmu.....

Menyakitkan diary.........

Tolong jangan salahkan aku jika harus menerapkan disiplin itu juga demi masa depan kalian......
Tolong jangan menuntut nilai bagus jika memang kalian tidak pernah mengikuti pembelajaran dengan baik.......
Tolong jangan menuntut nilai akademis sempurna jika non akademis kalian (sopan santun, akhlak dll) tidak menunjang.....
Dan tolong....banggalah dengan usaha kalian sendiri

Masa depan bangsa ada di tangan kalian semua.....kami sebagai seorang guru hanya bisa membantu kalian....keputusan semua ada di tangan kalian........