My name

Selasa, 23 November 2010

Penyakit hati

Dear diary….seperti biasa di hari selasa aku selalu mempunyai banyak waktu untuk sekedar mencoret-coret halamanmu dengan segala unek-unek dalam fikiranku.
Dari judul yang akan aku kupas hari ini tentulah kita sudah tidak asing lagi kan diary…?? Entah disadari ataupun tidak kita juga pernah menderita penyakit  tersebut. Lalu apa sih sebenarnya penyakit hati itu? Apakah penyakit yang menyerah organ hati seperti Hepatitis C dan B yang yang diakibatkan virus. Ehm kalo itu sih bukan bahasan kita kali ini. Tapi lebih menekankan pada penyakit hati yang terkadang secara fisik ga berpengaruh secara langsung tetapi sangat berimbas pada psikologis kita. Alasan aku menulis ini pun berdasarkan realita yang sering menyinggungku akhir-akhir ini. Aku menjadi salah satu korban akibat dari orang yang memiliki penyakit tersebut. Dan aku menulis ini lebih pada untuk mengingatkanku agar penyakit-penyakit itu tidak menghinggapiku.

Okey kita mulai diary........

Menurut guru agama SMA ku dulu Mr.Tamsir (hehe aku masih ingat sama beliau) penyakit hati ada: 6 yaitu:
1. Iri hati
2. Dengki
3. Hasut
4. Fitnah
5. Buruk sangka
6. Khianat

Nah coba kita liat dari keenamnya mana yang kita pernah merasakan??? Khekehe……(ssstttt rahasia). Tidak munafik diary tentu kita pernah mengalaminya merasakan walau kadang tidak terungkapkan. Seperti penyakit yang aku kupas hari ini : Iri hati!

Iri hati adalah penyakit yang membuat orang selalu sinis dengan keberhasilan orang lain. Orang itu tidak pernah merasakan kesenangan jika orang lain berhasil, dikagumi orang atau mendapatkan prestasi yang diinginkan. Secara tidak sadar orang yang memiliki penyakit ini akan selalu mendoakan orang yang menjadi target  tidak berhasil, gagal, hancur dan lebih buruknya tertimpa musibah…Naudzubilah..!!!  Tetapi secara disadari atau tidak orang yang memiliki penyakit ini akan selalu  memonitor “taget”. Sedang apa dia? Apa  yang dilakukan hari ini?dan terus mengikuti gossip perkembangan si “target” tersebut. 

Adapun secara visual aku amati cirri-ciri orang yang memiliki penyakit ini adalah : wajah selalu terlihat cemberut, sinis, senyum tidak ikhlas dan saat berbicara selalu ketus satu hal dia sangat sulit tertawa. Aduh kalo sudah berhadapan dengan orang yang seperti ini diapakan ya….?? Udah melawak di depannya tetap saja lelucon itu ditanggapi dengan sinis jadi pembicaraan terkesan garing dan dipaksakan. Kalo dah begitu lebih baik mundur saja lah ga usah diterusin berbicara.  

Penyakit iri hati ini akan memicu penyakit hati lain. Suatu misal dia akan berfikiran bagaimana bisa menghancurkan keberhasilan “target” dengan berbagai cara baik secara “gentle” atau bahkan seperti layaknya seorang pengecut nah itu namanya penyakit  Dengki. Saat orang tersebut sudah ingin menghancurkan target maka dia mengasut orang terdekat dari “target” agar kepercayaan orang-orang disekitar “target” berkurang akhirnya mulailah si target merasakan adanya fitnah atau ungkapan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Dampak dari fitnah bisa besar bisa juga kecil bagi si “target”.  Jika berdampak kecil maka target akan bisa langsung berdiri kembali dan mengabaikannya akan tetapi kalau berdampak besar maka bisa jadi si target akan kehilangan kendali dan ikut terseret memiliki penyakit hati tersebut…sekali lagi Naudzubillah….!!!
Nah diary…aku sangat heran melihat orang lain yang tidak merasa bahagia atas keberhasilan dari seseorang. Mengapa sih  jika orang lain sukses? Toh kesuksesan itu tidak membuat orang tersebut terjatuh? Toh kesuksesan itu juga hasil dari kerja keras mereka. Pernah aku dengar istilah “Rumput tetangga itu lebih hijau dari rumput sendiri” (emangnya kambing makan rumput? Hehehe) maksudnya adalah kalo kita melihat dengan kacamata kita sendiri kita akan melihat hidup orang lain jauh lebih sempurna dari hidup kita. Padahal tidaklah demikian adanya. Kita bisa mengubah cara fikir kita menjadi biarlah rumput tetangga di sana hijau toh kita juga bisa membuat rumput kita lebih hijau dengan usaha kita. Nah kalo  bisa berfikir demikian itu berarti kita bisa mengolah rasa iri itu menjadi motivasi kita agar menjadikan hidup lebih baik. Akan tetapi janganlah kita selalu melihat orang yang berada diatas kita sebagai tolok ukur kehidupan kita karena ada istilah “Matahari itu bisa membuat kita buta jika kita memandanginya terus menerus. Bersyukur dengan apa yang telah kita miliki aku rasa itu lebih bijaksana.
Dulu diary ada seorang teman menasehatiku tentang hal ini. Aku masih ingat saat itu aku mengantarkan undangan kegiatan tahunan UKM (unit kegiatan  mahasiswa) diseluruh fakultas dikampusku. Saat itu perjalanan ke gedung MIPA, secara tidak sadar aku mengeluhkan udara yang sangat panas dan aku lupa tidak memakai payung untuk melindungi kulitku. Terlontarlah penyesalankuyang mungkin dinilai oleh orang lain adalah ketidak puasanku atas apa yang aku miliki secara fisik. Aku akui saat itu memang aku gadis manja yang sangat menjaga penampilan. Salon adalah tempat favoritku menghabiskan uang yang seharusnya aku gunakan untuk makan makan bergizi tiap harinya (aku rela hanya makan tahu tempe asal tidak kehilangan indahnya rambut dan cerahnya kulitku hahaha….secara memang aku lebih suka menjadi vegetarian kok) jadi berat badan 40 kg adalah berat badan maksimal yang aku miliki. Saat aku mengucapkan keluhanku temanku tersenyum lalu berkata “Fril coba lah kamu jangan terus menatap matahari” aku terbengong mencerna kalimat temanku jawaban bodoh aku ucapkan “Lha sapa yang mau menatap matahari??? “. Dia tersenyum lagi dan berkata “itu hanya ungkapan fril aku Cuma mau bilang apa yang kamu miliki sekarang ini sudah sangat lebih daripada orang lain miliki? Mengapa kamu tidak bersyukur? Jangan kamu menjadikan orang diatasmu tempat kamu berkaca. Cobalah melihat ke bawah masih banyak orang yang ingin seperti dirimu tapi mereka tidak mampu”. Waktu itu aku menanggapi dengan sedikit gundah lalu aku bertanya “Maksudmu sikapku berlebihan begitu?” dia tidak menjawab dan hanya tersenyum. Dan terus dia aku tanya "jadi sikap temen-temen selama ini banyak yang ga ramah itu gara-gara sikapku?" dia tetap tidak menjawab dan hanya tersenyum "cobalah tahan dirimu..." hanya itu yang terlontar saat kami memasuki kantor fakultas.
Oh god… baru aku sadari kalau memang sikapku kadang berlebihan…ambisiku terhadap suatu hal terkadang membuat orang lain menjadi eneg. Nah sekarang ini idelaisku lah yang mungkin terlalu menggebu-gebu sehingga orang melihatku selalu dengan tatapan sinis….okey…okey aku ga mau dianggap orang sebagai pemicu penyakit hati orang. Mungkin agar bisa berefleksi diri aku akan melihat orang disekitarku, aku akan lebih berhati-hati dalam bergaul, dan yahc tidak selalu kita harus menatap matahari meski kita kdang kita perlukan untuk memacu motivasi dan semoga aku sekarang besuk dan kelak tidak memiliki penyakit tersebut. Ya Allah lindungilah hamba jauhkan hamba dari penyakit mengerikan tersbut….Amien….

Senin, 08 November 2010

Aku dan Bunga-bunga ku....^_^

Dear diary.....
Tentu udah pernah denger dong tentang bunga krisan? Bunga krisan atau bunga Seruni merupakan bunga favoritku. Bunga krisan memiliki nama ilmiah : Chrysanthemum indicum L.Bunga ini berasal dari famili keningkir atau Asteraceae. Nah alasanku posting tentang krisan kali ini adalah karena aku selalu merasa ada semacam "chemistry" jika memandangnya. Bunga yang kerap menghiasi acara pernikahan ini sebenarnya memiliki arti persahabatan yang sejati. Diambil dari filosofi bentuk bunganya yang memiliki begitu banyak mahkota dengan berbagai macam ukuran yang bersatu dan bersumber dari kelopaknya yang besar. Maknanya, apapun perbedaan yang ada, jika memang hatinya telah terpaut dalam sebuah persahabatan, maka selamanya akan tetap bersatu (Annisa Mustika: 2010)

Bunga ini memiliki warna yang sangat beragam, antara lain: putih, kuning, pink, hijau, merah, salem dan oranye. Otomatislah warna kesukaanku kuning.

Tanaman sangat cocok ditanam pada lahan dengan ketinggian antara 700-1200 di atas permukaan laut (dpl). Untuk daerah yang curah hujannya tinggi, penanaman harus dilakukan di dalam bangunan rumah plastik, karena gak tahan terpaan air .Suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat selsius. Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat celsius. Berarti kalo di Trenggalek bisa ga ya di tanam? sayangnya ketinggian daerah trenggalek adalah 0 - 690 m dpl. Jadi ga bisa di buat budidaya tanaman krisan tersebut. Ketinggian dan suhu yang ga cocok bisa menyebabkan bunga krisan tidak dapat tumbuh secara optimal.

Akan tetapi diary ga da salahnya se menanam sebatang atau dua batang tanaman krisan. Jika ingin menanam bunga krisan yang hanya untuk mengisi taman maka ada beberapa tips yang bisa di gunakan ini aku intip dari blognya ibu jempol

Berikut caranya:

Jika berupa stek maka caranya potong tangkai bunga krisan 5 – 7 cm,  beri hormon perangsang tumbuh (contohnya Rootone) terus tancepin di pot, biarkan sebelas harian juga udah tumbuh akar dan bisa dipindahkan ke pot atau ke pekarangan rumahmu.

Jika dari benih ./ biji yg dibeli dlm sanchet. Semaikan biji pada media sekam, pasir, tanah berhumus dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:1. Agar media terbebas dari bakteri pembusuk, kukus media sebelum digunakan. Siramin teratur, ngasih pupuk sbb : pada masa pertumbuhan (hingga dua bulan) beri pupuk lengkap seperti gandasil, hyponex atau complesal dengan kadar nitrogen tinggi. Ketika tanaman menampakkan kuntum bunga, gunakan pupuk dengan kadar P (fosfat) tinggi untuk merangsang munculnya kuntum bunga., 3 bulan kemudian sudah bisa menikmati bunga yang indah

Nah itu tadi about bunga krisan. Pingin diary nanam bunga itu....kalo dah ada waktu n kesempatan ingin rasanya menyulap halaman rumah jadi sebuah taman....tapi kendalanya waktuku ga banyak di Pule. Hem...bercita-cita ajah punya rumah sendiri n punya taman mungkin akan aku isi dengan beberapa bunga favoritku seperti
1. bunga krisan kuning dan putih,











2. bunga mawar kuning (kalo bunga satu ini aku udah punya dirumah ini bunga favoritku no 2 setelah krisan nanti aja aku kirim postingnya lagi),













3. bunga Hisbiscus rosa-sinensis aku pilih warna merah ajah sama putih,








4. bunga bakung atau atau Lilium cuma kalau di Trenggalek hidup ga ya bunga ini? kalau dipule bisa tumbuh dan berbunga dengan indah akan tetapi jika ditrenggalek aku jadi sangsi apa bisa?










5. Untuk jenis tanaman lindungnya aku suka pohon cemara. dan dikasih hamparan rumput...ehm....asik juga.

Lhah....kok jadi berkhayal...emang seberapa luas se tamanku? dan seberapa besar rumah impianku itu hwahaha.....masih dalam angan-anagan.....but anyway gpp se semoga aja bisa jadi kenyataan amin...^_^....

Selasa, 02 November 2010

Wong jawa ora "njawa" ni

Dear diary....
Kalau kita jalan-jalan di pulau dewata kita akan merasakan betapa kentalnya budaya mereka. Seakan sulit tergeser meskipun mereka secara langsung bersinggungan dengan turis dari berbagai negara yang menawarkan kemajuan teknologi dan gaya hidup yang berbeda. Coba kita amati dimanapun mereka tidak malu memakai baju adat bangga malah. Pertanyaanku mengapa ya mereka dapat terus mempertahankan kebudayaannya? posting ini aku ga akan membahas budaya Bali diary...aku akan lebih membahas budayaku sendiri yaitu budaya Jawa.

Coba diary kita tengok lingkungan sekitar kita, banyak sekali pergeseran yang nampak kasat mata. Seperti sudah berkurang nya seseorang memakai bahasa Jawa sesuai dengan anggah ungguh. Seperti seorang anak yang memakai bahasa kromo halus pada ortu mereka. survey di kelasku saat aku tanya berapa anak yang dirumah memakai bahasa Jawa "Kromo" kepada orang tuanya? dan yang mengangkat tangan hanya 1 dari 36 siswa. Begitu pula di kelas lain. Bahkan kadang aku geli sekaligus gemes juga mendengar bahasa anak-anak yang memanggilku seharusnya "panjenengan" jadi "pean" atau "sampeyan" bahkan parah lagi ada yang yang manggi "kowe" aduh...pingin tak cubit aja itu anak. Akhirnya aku selalu bilang pada mereka jika disekolah kalau mereka memang tidak bisa bahasa kromo lebih baik memakai bahasa Indonesia saja karena rasanya risih banget kalau dengar ucapan mereka yang amburadul.

Yahc memang ada anggapan kalau memakai basa Jawa Kromo di lingkungan keluarga dapat membuat si Anak maupun si ortu akan memiliki jurang dalam hal kedekatan satu sama lain. Benarkah itu? relevan kah? Kenyataannya itu tidak aku alami. Aku di biasakan memakai bahasa Kromo untuk orang yang lebih tua terutama orang tuaku sejak umur 6 tahun atau sejak aku menginjakan kaki di bangku SD. Dan dalam pendidikan keluargaku selalu memegang teguh anggah ungguh bahasa. Setiap aku salah mengucapkan aku selalu diperingatkan. Kenyataannya tidak ada secuil pun rasa jauh dari orang tuaku. Tidak ada jurang yang memisahkan kedekatan kami kecuali saat aku masih remaja dulu dan itu wajar karena psikologi remaja yang cenderung ingin menutup diri. Akan tetapi terlepas dari itu keakrabanku dengan orang tua tidak kalah dengan yang setiap hari berbahasa "Ngoko" dengan orangtuanya katanya se biar seperti teman. Nah anggapan ini yang sepertinya membuat adanya pergeseran. Pernah mengamati ga diary seorang anak yang marah pada orang tuanya misal dengan bahasa "Ngoko" akan sangat kasar jika berbicara akan tetapi seorang anak meskipun sedang marah atau menangis memakai bahasa "Kromo" tidak akan ada yang tersakiti. si anak akan dapat mengendalikan kata-katanya sedang si orang tua pun tidak akan terbawa emosi karena kata-kata kasar dari si anak. Betul ga????? hehe karena itu aku alami diary jadi aku rasa itu relevan.


Nah kembali ke pokok bahasan. Ada beberapa filosofis jawa yang sangat baik untuk di terapkan dalam kehidupan kita. Dari sebuah buku yang aku baca, memang salah satu filosofis orang jawa adalah "nrimo ing pandum"  arti nya dapat menerima segala kenyataan yang ada dengan ikhlas dan sabar dan itu menggambarkan bahwa masyarakat jawa adalah masyarakat yang cukup terbuka dan Agamis. Yang ada sekarang termasuk yang nulis diary ini (ngaku hehe...) terkadang tidak dapat mesyukuri baik hal kecil maupun hal besar yang telah di anugrahkan Allah pada kita semua. Kita cenderung menuntut dan tidak puas kadang mengeluh dengan apa yang kita capai sungguh memalukan ya??? ^_^. Selain itu juga ada filsafat "Alon-alon tur kelakon" yang artinya kita jangan gegabah dalam bertindak. Sebelum bertindak kita harus berfikir baik tidaknya agar kita mendapat hasil yang maksimal. Akan tetapi seperti yang aku katakan tadi bahwa sudah jarang masyarakat yang memegang tegus filsat yang satu ini. Hal ini di buktikan semakin banyaknya segala hal dengan merk "Instan". Misal makanan instan, minuman instan, rumah instan,pendidikan instan,  ijazah instan, bahkan pendamping instan Astagfilullah.....(>.<)

Memang diary tidak disanggah segala yang instan dapat menghemat waktu dan sangat efisien termasuk aku kadang juga menyukai yang instan kecuali instan yang terkhir aku bilang (pendamping instan maksudnya) hahaha.....tapi diary sebentar kita tengok semua yang bersifat instan itu apakah ada efek sampingnya??????
Dan ya banyak sekali efek samping dari yang serba instan makanan dan minuman banyak yang mengandung pengawet yang menimbulkan berbagai penyakit yang sangat meresahkan akhir-akhir ini. Dulu masyarakat yang masih memegang filosofis jawa tersebut tentu tidak akan memakai pengawet baik untuk makanan ataupun minumannya. Meski harus memasak berjam-jam tapi mereka akan menyuguhkan makanan yang lezat dan merupakan makanan organik jauh dari segala pemicu penyakit.

Okey diary....kita memang tidak bisa menolak datangnya kemajuan teknologi yang menghantam bertubi-tubi bagai tsunami yang memporak porandakan dasar kejawen kita yang merupakan masyakat adi luhung berbudi pekerti, tepo sliro dan suka bergotong royong. Jiaaaah.......gemes aku diary kalau aku bersinggungan dengan orang yang sangat jauh dari identitas dirinya sebagai asli trah jawa (maaf bukane rasis) misal rasa "tepo sliro" sekarang berganti denga rasa "tepo awkku dewe" (ini istilah ku saja diary hehe...) artinya yang penting aku senang enjoy....kamu terserah....EGP (Emang Gue Pikirin) gitu istilahnya. Ya mo gimana diary kita hidup kan bermasyarakat yo ndak bisa kan kita hidup individualisme?????tanpa memikirkan perasaan orang??? kalo dah seperti itu aku selalu berkata dalam hati "Pancene wong jowo ora "njawa" ni " hahaha.....stt... ini hanya unek unek ku diary coz aku semakin prihatin dengan budaya jawa yang semakin tergeser. Aku semakin tertarik mempelajari filosofis jawa yang begitu keren gitu menurut istilahku.....

Okey diary cukup segini dulu posting ku....