My name

Kamis, 13 Januari 2011

Pernahkah bercita-cita jadi guru?????

Met siang diary....wah lama banget aku absen nulis di lembaranmu...Akhir-akhir ini sebenarnya banyak kejadian yang sangat ingin aku ceritakan. Akan tetapi karena kesibukan yang luar biasa membuat aku menundanya, akibatnya hilanglah feel untuk nulis. Pada cerita kali ini aku hanya ingin bertanya pada siapa yang membaca tulisanku pernahkah kalian bercita-cita menjadi guru?????

Dari hasil survey temen-temen sebagian besar bilang kalau dulu tidak pernah terbersit sekalipun menjadi guru. Menjadi guru itu terpaksa dll Mengapa demikian???? ehm banyak hal yang yang melatar belakangi alasan itu tentunya dan itu privasi mereka.

Nah kalau aku berani bertanya tentu aku berani menjawab apakah aku dulu pernah memiliki cita-cita menjadi guru????
Sebelum aku menjawabnya aku akan bercerita pengalamanku saat kelas V SD. Saat itu aku mengikuti lomba siswa teladan tingkat kabupaten. Pada saat ujian wawancara penguji bertanya tentang cita-cita tiap peserta. aku masih ingat hampir seluruh peserta menjawab "ingin jadi orang berguna bagi bangsa dan negara" dan saat pertanyaan itu ditujukan kepadaku aku menjawab dengan spontan "Jadi dosen pak". Penguji tersebut tersenyum kepadaku kelihatannya dia tertarik untuk bertanya lebih lanjut. Pada saat itu aku berfikir "aduh keceplosan coba aku menjawab sama seperti teman yang lain pasti ga akan ada pertanyaan lain hehehe..."
Nah kemudian beliaunya bertanya lagi "apa alasanmu ingin jadi dosen?" aduh bingung aku napa ya? yang jelas pada waktu itu aku melihat bapak dan ibu yang berprofesi guru tiap hari berangkat berpakaian abu-abu aku melihat mereka sangat serasi dan itu sangat menyenangkan. Tapi masak aku menjawab demikian??? nah karena saking nervousnya malah terlontar jawaban polos "karena dosen itu gurunya guru pak" walah....semua peserta yang diruangan tersebut tertawa. Saat itu aku terus memikirkan jawaban bodohku itu kenapa ya aku ga bisa memberikan alasan yang lebih baik???

Terlepas dari itu semua diary memang menjadi guru adalah cita-citaku jauh sebelum aku mengikuti lomba tersebut. Ya meskipun dulu agak elit sedikit yaitu jadi "dosen" tapi dosen dan guru kan hampir sama hehehe....Aku lupa pernah membicarakan cita-citaku itu pada siapa saja yang jelas 1 tahun lalu saat aku bertemu dengan teman SD ku dia bilang gini "Selamat ya mbak...meskipun sampeyan ora dadi dosen tapi dadi guru....kan wis podo ae?" (Selamat mbak meskipun kamu tidak jadi dosen tetapi sudah jadi guru kan sama saja). Wik....aku sempat bengong waduh...aku dulu cerita apa aja tentang cita-cita dengan temen-temen kecilku???dan lucunya kok dia masih ingat???sedang aku sendiri lupa pernah cerita.

Menjadi guru itu bukan hal mudah diary. Banyak orang bilang bekerja sebagai guru itu enak libur panjang dan hanya bekerja setengah hari. Benarkah??? tidak juga diary...pekerjaan menjadi guru itu banyak resikonya. Guru selain sebagai fasilitator juga harus sebagai pendidik yang mencetak generasi bangsa. Secara akademis berat diary...beban yang harus di pikul dan dipertanggungjawabkan oleh guru. Guru memberikan nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berarti sudah bertanggung jawab bahwa siswa yang bersangkutan telah menguasai kompetensi tersebut. Nah kesulitan guru adalah adanya suatu "sistem lain" yang terkadang harus mengutamakan  rasa kasihan yang malah menjerumuskan si siswa tersebut secara sadar maupun tidak. Sangat berat pertanggung jawabannya diary...jika kita memaksakan idealisme maka orang akan mencemooh dan bilang kita keterlaluan. Tapi coba diary dampak panjang apa yang akan terjadi pada bangsa kita??

Selain itu dari segi pendidikan moral juga demikian sekarang kecenderungan kita berkiblat pada budaya barat yang diadopsi baik secara sadar maupun tidak disemua segi kehidupan kita. Tentu saja kebudayaan itu banyak berakibat kurang baik dalam hal moral bangsa. Bukan menyalahkan kebudayaan diary tetapi lebih pada pendidikan moralnya yang terkadang terlupakan. Guru tetap bertanggung jawab terhadap moral bangsa yang semakin parah akibat gempuran budaya barat. Oleh sebab itu aku sangat setuju sekali dengan adanya sisipan pendidikan moral dan karakter bangsa dalam setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran setiap harinya. Dan itu diharapkan dapat sedikit menanggulangi dampak buruk dari kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita. Nah mengingat betapa beratnya pertanggungjawaban guru terhadap para siswanya salah ga ya guru mendapat dispensasi untuk liburan disaat libur sekolah???? hehehe...jangan ngiri dunk.....

Nah setelah guru mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah terutama yang menonjol adalah adanya penghargaan berupa sertifikasi maka berbondong-bondong semua ingin menjadi guru. Waaahhhh.....ternyata sekarang pekerjaan guru diminati hehehe...

Yahc terlepas dari itu semua memang pemberian sertifikasi itu tidak berlebihan diary  mengingat output  yang dihasilkan sebagai pilar pembangunan bangsa kita. Hanya pesanku...ayolah teman-teman kita seriusi pekerjaan kita agar siswa kita benar-benar bisa memperbaiki negara kita. Jangan pernah menuntut terlalu banyak jika memang kita tidak menyumbangkan hal yang sepadan buat bangsa kita....Just it hehehe