Dear diary.....
Hari ini sekolah mengadakan upacara guna memperingati hari HIV sedunia. Oleh sebab itu kami para guru di anjurkan untuk memakai pakaian abu-abu. Nah saat aku sedang ngobrol asik dengan teman tiba-tiba ada teman lain yang datang langsung menyeletuk "Wah....pake baju abu-abu koyok guru SD ae". wik...mataku langsung membelalak ke teman yang sejak tadi aku ajak mengobrol. Teman ku sentak menjawab dengan pelan "Wah aku kesindir ibuk ku juga guru SD nih...". Aku menggelengkan kepala...memang ada apa dengan pakaian abu-abu? bukannya itu pakaian identitas semua guru? bahkan aku sangat merindukan memakai pakaian itu karena sekarang kewajiban memakai batik 3 hari kerja membuat kami harus memakai pakaian abu-abu 1 hari. Bahkan abu-abu pun kadang diganti dengan baju identitas sekolah. Trus??????so what?????aku ga habis fikir masih ada ya yang berfikiran bahwa guru SD tidak bisa disejajarkan dengan guru SMP atau SMA. Emang mengapa kalau mengajar SD? apa itu berarti mereka tidak lebih intelek dari kita? apa itu berarti mereka berada dalam strata yang paling bawah dalam profesi guru?ckckck.......jika masih berfikiran demikian aku sungguh sangat prihatin.
Masih ingat dulu ibukku pernah mengeluh atas kelakuan oknum guru SMP di desaku. Saat upacara korpi (yang dapat dikatakan upacaranya semua PNS tanpa kecuali) deretan ibukku yang semua anggotanya guru SD berbaris didekat barisan guru SMP. Pada waktu itu salah satu guru SMP ada yang terlambat, kebetulan beliau tidak mendapat barisan sedang barisan ibukku masih sisa 1. Ibukku bilang "Monggo bu silahkan di isi" sebenarnya beliau sudah mau mengisi tetapi salah satu temannya berbisik dengan suara yang cukup keras untuk didengar semua orang "Itu tempatnya guru SD, yang SMP sebelah sini, nanti panjenengan dikira guru SD hahaha". tertawanya sangat sinis dan menyakitkan guru SD yang mendengarnya. Padahal itu upacara korpri seharusnya ga ada penggolongan-penggolongan demikian. Bukankah semua anggota korpri?.Bahkan adalakanya aku mendengar guru SMP atau SMA bilang "ooo ancene guru SD pantesan..." Kalimat itu sering sekali aku dengar diary bahkan beberapa hari terakhir ini. Mengingat hal tersebut ibu menasehatiku dengan berkata "Nduk saumpama sampeyan mengko dadi guru SMP utowo SMA ojo dumeh...tetep andap asor karo guru-guru liyane terutama guru SD, eling yen ora ana guru SD ora bakal ana bocah SMP utawa SMA". Ya benar apa kata ibukku.......tanpa guru SD mana bisakita bisa seperti sekarang ini?aku selalu berusaha untuk menghargai beliau para guru SD layaknya orangtuaku sendiri.
Nah kembali ke pokok persoalan diary. Penempatan profesi seseorang dalam strata tertentu sangat menyedihkan. Betapa ajaran kolonial Belanda begitu erat terpatri dalam darah daging kita. Menempatkan guru SD distrata paling bawah dari guru-guru lainnya tak jauh beda dengan ajaran kolonial Belanda dimasa lalu.Berarti secara tidak langsung jiwa penjajah ada dalam diri kita yang masih berpandangan demikian. Bahkan di intern guru SD sendiri kadang juga terjadi penstrataan tersebut suatu misal: Guru yang mengajar kelas 4,5,6 dikatakan guru yang mengajar kelas tinggi. sedangkan kelas 1, 2 dan 3 mengajar kelas rendah. Adanya istilah tinggi dan rendah itu menurutku sangat mengganggu. Mengapa harus ada kelas tinggi dan ada kelas rendah. sehingga tidak sadar akan membuat penggolongan tersendiri.Guru yang mengajar kelas tinggi akan merasa lebih cerdas dari guru yang mengajar kelas rendah. Menurut ku istilah itu harus dihapus. Cukup dikatan guru SD begitu saja agar tidak adanya jurang yang memisahkannya.
Coba diary kita analisa dulu, awal terbentuknya siswa bisa membaca, siswa bisa menulis, siswa bisa berhitung dengan baik dan benar dari mana? awal terbentuknya berilaku siswa sopan santun saling menghormati dan menghargai teman darimana?Guru SD memiliki jasa dan andil yang sangat besar dalam membentuk intelektual dan karakter dari seorang siswa. Jadi sangat tidak layak dikatakan guru SD di tempatkan dalam strata profesi guru di paling bawah. Bagi siapapun yang masih menganggap guru SD berada di strata profesi paling bawah segeralah sadar bahwa tanpa mereka kita tidak akan memiliki siswa seperti sekarang ini...
2 komentar:
Bener buanget fril...kenapa harus da strata dalam soal guru padahal tujuan utama mereka sama"mencerdaskan ank2 bangsa dan penerus bangsa ini"
guru dimanapun ngajarnya tetep sama... mendidik dan mengajar ...
kenapa juga harus ada STRATA???
yooo....makane iku gemes aku...kadang mereka terlalu sok perfect tetapi saat di tanya apa itu metode STAD? apa itu NHT ga paham ya kita saling merefleksi diri lah..jangan membuat diri kita merasa lebih perfect di banding orang lain dengan cara merendahkan amit-amit dehc hahaha
Posting Komentar