Met pagi diary….
Akhirnya….setelah sekian lama
bisa juga posting lagi hehe….
Akhir-akhir ini memang aku sedang
istirahat cuti kehamilan yang pertama. Jadi memang lagi nyantai-nyantainya
bahkan dapat dikatakan ga da kerjaan sama sekali. Usia kehamilanku meginjak 9
bulan. Masa-masa penantian debay launching ke dunia. Sabar ga sabar harus
nunggu sampai waktu yang tepat untuk melihat senyum pertamanya di dunia…..cantik
kayak emaknya apa manis kayak bapaknya wkwkwk (narsis plus lebay dikit).
Pada posting kali ini aku mo
cerita terkait beberapa kesibukanku sebelum masa cuti. Sebelum cuti kemarin
aku sama team mempersiapkan pementasan seni anak-anak SMKN 1 Trenggalek. Meski
dalam kondisi perut yang gedhe jalan aja udah agak kesulitan tetep deh semangat
45. Disatu sisi memang hal tersebut adalah tugas dan di sisi lain juga hobby jadi
teteplah ga bisa tinggal diam. Dalam pementasan kali ini akan menampilkan sebuah sendra tari yang mengambil
kisah yaitu “Minak Jinggo Mbalelo”.Bagi yang belum tahu cerita minak jinggo berikut ada kisahnya yang saya copas dari sebuah blog. Tulisannya cukup representatif daripada cerita yang ada di televisi beberapa waktu yang lalu yang mana banyak alur cerita yang melenceng dan sangat melenceng dari pakemnya. Aiiish....bener-bener tv sekarang hanya mengejar rating tanpa memperdulikan isi cerita sebenarnya. Nah berikut cerita yang benar tentang Minak jinggo tersebut:
Konon disebutkan bahwa
pada masa pemerintahan Majapahit yang dipegang oleh Ratu Ayu Kencana Wungu
(Suhita) terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Minak Jinggo. Pokok
persoalan pemberontakan tersebut adalah karena Minak Jinggo ingin
memperistrikan Ratu Ayu Kencana Wungu tetapi ditolak karena wajah Minak Jinggo
seperti raksasa. Hampir saja Minak Jinggo memperoleh kemenangan karena ia
sangat sakti sebab memiliki senjata yang disebut gada wesi kuning. Akhirnya
Ratu Kencana Wungu membuka sayembara barangsiapa yang dapat mengalahkan Minak
Jinggo akan memperoleh hadiah yang luar biasa. Tersebutlah seorang ksatria
putra seorang pendeta bernama Raden Damarwulan yang memasuki arena sayembara.
Dalam peperangan dengan Minak Jinggo hampir saja Damarwulan dapat tersingkir.
Akan tetapi atas bantuan dua orang selir Minak Jinggo yang bernama Dewi Waita
dan Dewi Puyengan akhirnya Minak Jinggo dapat dikalahkan. Selanjutnya Dewi
Waita dan Dewi Puyengan menjadi istri Damarwulan. Sebagai imbalan atas
kemenangan itu maka Damarwulan akhirnya menjadi suami Ratu Ayu Kencana Wungu dan
bersama-sama memerintah di Majapahit. (sumber :
http://lukmananakgrajagan.blogspot.com/p/konon-disebutkan-bahwa-pada-masa.html
)
Sebenarnya sedikit
pesimis juga akankah berhasil sendra tari tersebut, mengingat kondisiku yang
sangat tidak mungkin memberikan contoh gerakan-gerakan tari. Akhirnya dengan
dibantu oleh seorang alumni yang juga mahir di bidang tari aku mencoba untuk
merangkai cerita dan mengkonsepnya dengan durasi 10 menit. Pernah suatu ketika
ada beberapa gerakan yang terpaksa aku harus turun tangan untuk memperbaikinya.
Aku berfikir kondisiku lumayan fit pada saat itu aku contohi saja beberapa
gerakan untuk kiprahan minak jinggonya…Alhasil sampai dirumah perut kram selama
2 hari gilaaaa…..kapok-kapok dan kapok….hikz.. harus tiduran selama 2 hari
mengingat usia kandungan pada saat itu masih 33 mingguan aduh masih muda banget
jangan sampai deh lahir duluan kasihan si kecil. Setelah istirahat 2 hari
akhirnya saat latihan berlangsung aku cuma menunggu dan sesekali memberi saran saja terutama
saat proses perang antara minak jingo dan Damar wulan. Perangan tersebut cukup sulit juga di buat koreografinya karena siswaku belum tentu memahami maksudku tanpa tau contoh gerakannya hehe…tapi
Alhamdulillah ke 7 siswa yang terlibat sendra tari tersebut sudah sangat
berpengalaman di bidang tari, bahkan yang memerankan Ratu Kencana Wungu pernah
menjadi penari duta Trenggalek yang dikirim ke TMII di Jakarta jadi ya lumayan
lah sangat membantu.
Mendekati hari H banyak
sekali hal yang harus disiapkan selain melatih sendra tari aku juga berperan
sebagai koordinator sie acara . Jadi harus mempersiapkan segala hal yang
berhubungan dengan acara tersebut. Alhamdulillah selama proses dibantu dua
orang partner yang sangat kompeten dibidang seni jadi aku sendiri ga harus
turun tangan dalam hal seleksi band dan penyusunan acara demi acaranya. Ga
bayangin deh kalau aku juga ikut me nyeleksi band seperti tahun-tahun
sebelumnya bisa-bisa si debay di dalam perut ikut lonjak lonjak karena protes kebisingan hehe…
Saat hari H yahc meski
ada sedikit miss dengan bagian sie dekorasi tapi pelaksanaan kegiatan pentas
seni pun berjalan dengan baik. Bersyukur sekali semua teman bahkan kepala
sekolah pun memberikan toleransi pada diriku ini untuk tidak terlalu wira-wiri
menyiapkan acara. Akupun bisa duduk manis di samping ibu Kepala Sekolah
menikmati sajian demi sajian hal yang sangat jarang sekali saya lakukan…biasanya
tahun tahun sebelumnya saya harus selalu stanbay di belakang stage untuk
mempersiapkan penampilan demi penampilan. Hehehehe….nikmat di saat hamil
benar-benar luar biasa.
Yang sangat menarik, saat penampilan sendra
tari berlangsung terlihat bapak pengawas SMK Trenggalek menikmatinya. Dan saat
sendra tari tersebut berakhir tepuk tangan terdengar cukup riuh menandakan
bahwa pementasan tersebut cukup sukses. Salah satu pengawas tersebut tanpa di
duga mendatangiku dan memberikan ucapan selamat bahwa penyajian sendra tarinya
sangat memuaskan. Hehehe…tersanjung juga mendengarnya..inilah penghargaan karya
seni yang sebenarnya. Bukan dihargai dengan uang tapi sambutan tepuk tangan saat selesai penampilan, ungkapan tulus bagus tidaknya penampilan, kritik serta saran lebih berharga dan bermanfaat. Sekali lagi sebuah karya seni tercipta bukan karena mengejar target uang tapi lebih kepada kepuasan diri dalam menyajikan sebuah pertunjukan.
|
Prajurit Ratu Kencana Wungu |
|
Ratu Kencana Wungu memerintahkan Damar Wulan menumpas pemberotakan minak jinggo |
|
Minak jingga dan ke dua selirnya Putri Wahita dan Putri Puyengan |
|
Peperangan Damar Wulan dan Minak Jinggo |
|
Minak Jinggo dengan Gada Wesi Kuning Ditangan mengalahkan Damar Wulan |
|
Gada Wesi Kuning Direbut oleh Damar Wulan |
|
Semua kru / pemain sendra tari Minak Jinggo Mbalelo |
Nah selain band dan sendra tari ada juga seni karawitan, teater dan tari Turangga Yaksa tarian khas kabupaten Trenggalek.
|
foto bersama para penari |
|
Grub karawitan smkanesa |
|
Penari sendra tari "Minak Jinggo Mbalelo" |
|
|
|
|
Penampilan teater "?" |
|
Foto bersama para Alumni penari SMKN 1 Trenggalek |
|
Para penari Turangga Yaksa |
|
|
|
Penampilan PENSI SMKN 1 Trenggalek di muat dalam koran lokal |
Nah diary selepas acara tersebut lega banget rasanya...paling tidak sebelum aku cuti 3 bulan aku bisa berkarya dibidang seni yang rasanya sudah mendarah daging dalam diriku. Setelah cuti nanti sebuah proyek sudah menanti lagi yaitu penampilan untuk memeriahkan HUT RI bulan Agustus. Semoga nanti hasilnya bisa lebih maksimal.
Btw sudah dulu diary off dulu istirahat ini yang di dalam sudah protes terus diajak duduk lama-lama di depan laptop nendang-nendang terus hehehe....see u next time...