My name

Jumat, 02 Mei 2014

Karya seni itu tak harus dihargai dengan uang....



Met pagi diary….

Akhirnya….setelah sekian lama bisa juga posting lagi hehe….
Akhir-akhir ini memang aku sedang istirahat cuti kehamilan yang pertama. Jadi memang lagi nyantai-nyantainya bahkan dapat dikatakan ga da kerjaan sama sekali. Usia kehamilanku meginjak 9 bulan. Masa-masa penantian debay launching ke dunia. Sabar ga sabar harus nunggu sampai waktu yang tepat untuk melihat senyum pertamanya di dunia…..cantik kayak emaknya apa manis kayak bapaknya wkwkwk (narsis plus lebay dikit).

Pada posting kali ini aku mo cerita terkait beberapa kesibukanku sebelum masa cuti. Sebelum cuti kemarin aku sama team mempersiapkan pementasan seni anak-anak SMKN 1 Trenggalek. Meski dalam kondisi perut yang gedhe jalan aja udah agak kesulitan tetep deh semangat 45. Disatu sisi memang hal tersebut adalah tugas dan di sisi lain juga hobby jadi teteplah ga bisa tinggal diam. Dalam pementasan kali ini akan menampilkan sebuah sendra tari yang mengambil kisah yaitu “Minak Jinggo Mbalelo”.Bagi yang belum tahu cerita minak jinggo berikut ada kisahnya yang saya copas dari sebuah blog. Tulisannya cukup representatif daripada cerita yang ada di televisi beberapa waktu yang lalu yang mana banyak alur cerita yang melenceng dan sangat melenceng dari pakemnya. Aiiish....bener-bener tv sekarang hanya mengejar rating tanpa memperdulikan isi cerita sebenarnya. Nah berikut cerita yang benar tentang Minak jinggo tersebut:

Konon disebutkan bahwa pada masa pemerintahan Majapahit yang dipegang oleh Ratu Ayu Kencana Wungu (Suhita) terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Minak Jinggo. Pokok persoalan pemberontakan tersebut adalah karena Minak Jinggo ingin memperistrikan Ratu Ayu Kencana Wungu tetapi ditolak karena wajah Minak Jinggo seperti raksasa. Hampir saja Minak Jinggo memperoleh kemenangan karena ia sangat sakti sebab memiliki senjata yang disebut gada wesi kuning. Akhirnya Ratu Kencana Wungu membuka sayembara barangsiapa yang dapat mengalahkan Minak Jinggo akan memperoleh hadiah yang luar biasa. Tersebutlah seorang ksatria putra seorang pendeta bernama Raden Damarwulan yang memasuki arena sayembara.

Dalam peperangan dengan Minak Jinggo hampir saja Damarwulan dapat tersingkir. Akan tetapi atas bantuan dua orang selir Minak Jinggo yang bernama Dewi Waita dan Dewi Puyengan akhirnya Minak Jinggo dapat dikalahkan. Selanjutnya Dewi Waita dan Dewi Puyengan menjadi istri Damarwulan. Sebagai imbalan atas kemenangan itu maka Damarwulan akhirnya menjadi suami Ratu Ayu Kencana Wungu dan bersama-sama memerintah di Majapahit. (sumber : http://lukmananakgrajagan.blogspot.com/p/konon-disebutkan-bahwa-pada-masa.html )

Sebenarnya sedikit pesimis juga akankah berhasil sendra tari tersebut, mengingat kondisiku yang sangat tidak mungkin memberikan contoh gerakan-gerakan tari. Akhirnya dengan dibantu oleh seorang alumni yang juga mahir di bidang tari aku mencoba untuk merangkai cerita dan mengkonsepnya dengan durasi 10 menit. Pernah suatu ketika ada beberapa gerakan yang terpaksa aku harus turun tangan untuk memperbaikinya. Aku berfikir kondisiku lumayan fit pada saat itu aku contohi saja beberapa gerakan untuk kiprahan minak jinggonya…Alhasil sampai dirumah perut kram selama 2 hari gilaaaa…..kapok-kapok dan kapok….hikz.. harus tiduran selama 2 hari mengingat usia kandungan pada saat itu masih 33 mingguan aduh masih muda banget jangan sampai deh lahir duluan kasihan si kecil. Setelah istirahat 2 hari akhirnya saat latihan berlangsung aku cuma menunggu  dan sesekali memberi saran saja terutama saat proses perang antara minak jingo dan Damar wulan. Perangan tersebut cukup sulit juga di buat koreografinya karena siswaku belum tentu memahami maksudku tanpa tau contoh gerakannya hehe…tapi Alhamdulillah ke 7 siswa yang terlibat sendra tari tersebut sudah sangat berpengalaman di bidang tari, bahkan yang memerankan Ratu Kencana Wungu pernah menjadi penari duta Trenggalek yang dikirim ke TMII di Jakarta jadi ya lumayan lah sangat membantu.

Mendekati hari H banyak sekali hal yang harus disiapkan selain melatih sendra tari aku juga berperan sebagai koordinator sie acara . Jadi harus mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan acara tersebut. Alhamdulillah selama proses dibantu dua orang partner yang sangat kompeten dibidang seni jadi aku sendiri ga harus turun tangan dalam hal seleksi band dan penyusunan acara demi acaranya. Ga bayangin deh kalau aku juga ikut me nyeleksi band seperti tahun-tahun sebelumnya bisa-bisa si debay di dalam perut ikut lonjak lonjak karena protes kebisingan hehe…

Saat hari H yahc meski ada sedikit miss dengan bagian sie dekorasi tapi pelaksanaan kegiatan pentas seni pun berjalan dengan baik. Bersyukur sekali semua teman bahkan kepala sekolah pun memberikan toleransi pada diriku ini untuk tidak terlalu wira-wiri menyiapkan acara. Akupun bisa duduk manis di samping ibu Kepala Sekolah menikmati sajian demi sajian hal yang sangat jarang sekali saya lakukan…biasanya tahun tahun sebelumnya saya harus selalu stanbay di belakang stage untuk mempersiapkan penampilan demi penampilan. Hehehehe….nikmat di saat hamil benar-benar luar biasa.

Yang sangat menarik, saat penampilan sendra tari berlangsung terlihat bapak pengawas SMK Trenggalek menikmatinya. Dan saat sendra tari tersebut berakhir tepuk tangan terdengar cukup riuh menandakan bahwa pementasan tersebut cukup sukses. Salah satu pengawas tersebut tanpa di duga mendatangiku dan memberikan ucapan selamat bahwa penyajian sendra tarinya sangat memuaskan. Hehehe…tersanjung juga mendengarnya..inilah penghargaan karya seni yang sebenarnya. Bukan dihargai dengan uang tapi sambutan tepuk tangan saat selesai penampilan, ungkapan tulus bagus tidaknya penampilan, kritik serta saran lebih berharga dan bermanfaat. Sekali lagi sebuah karya seni tercipta bukan karena mengejar target uang tapi lebih kepada kepuasan diri dalam menyajikan sebuah pertunjukan. 


Prajurit Ratu Kencana Wungu


Ratu Kencana Wungu memerintahkan Damar Wulan menumpas pemberotakan minak jinggo

Minak jingga dan ke dua selirnya Putri Wahita dan Putri Puyengan

Peperangan Damar Wulan dan Minak Jinggo

Minak Jinggo dengan Gada Wesi Kuning Ditangan mengalahkan Damar Wulan

Gada Wesi Kuning Direbut oleh Damar Wulan

Semua kru / pemain sendra tari Minak Jinggo Mbalelo
 Nah selain band dan sendra tari ada juga seni karawitan, teater dan tari Turangga Yaksa tarian khas kabupaten Trenggalek. 

foto bersama para penari
Grub karawitan smkanesa

Penari sendra tari "Minak Jinggo Mbalelo"




Penampilan teater "?"

Foto bersama para Alumni penari SMKN 1 Trenggalek


Para penari Turangga Yaksa



Penampilan PENSI SMKN 1 Trenggalek di muat dalam koran lokal


Nah diary selepas acara tersebut lega banget rasanya...paling tidak sebelum aku cuti 3 bulan aku bisa berkarya dibidang seni yang rasanya sudah mendarah daging dalam diriku. Setelah cuti nanti sebuah proyek sudah menanti lagi yaitu penampilan untuk memeriahkan HUT RI bulan Agustus. Semoga nanti hasilnya bisa lebih maksimal. 

Btw sudah dulu diary off dulu istirahat ini yang di dalam sudah protes terus diajak duduk lama-lama di depan laptop nendang-nendang terus hehehe....see u next time...



0 komentar: