My name

Selasa, 08 Februari 2011

Profesionalisme dalam menyikapi sebuah pekerjaan

Hai diary di hari selasa ini kita ketemu lagi...Mungkin hanya hari selasa saja aku selalu memiliki ide untuk menulis. Faktanya selain hari selasa sekeras apapun aku melihat segala sesuatu yang ada di sekitarku jarang membuat aku terpacu untuk menuliskannya dalam lembar diary ini. Aku akan bercerita tentang kejadian hari ini.

Pagi hari pukul 05.00 WIB aku terbangun saat mendengar suara kompor dihidupkan dari dapur. Malu juga rasanya bangun keduluan mertua hehe..salah sendiri semalam bergadang hanya untuk meneruskan project besarku yaitu menulis novel. Memang aku berencana untuk menulis sebuah novel pendek (novel kok pendek yang ada sih namanya cerita pendek hehe). .aku baru bisa menyelesaikan BAB I mau lanjut ke BAB II sudah terlalu malam jadi meskipun dalam angan-angan ini sudah terekam alur yang harus aku buat. Karena jam sudah menunjukkan pukul 12 aku paksa untuk memejamkan mata. Finally, aku bangun kesiangan. Dengan mata yang masih sedikit berat aku paksakan untuk bangun dan menuju ke kamar mandi. Aku melihat mamah (mertuaku) menyiapkan segelas besar kopi buat Papah dan di atas kompor sudah ada panci yang digunakan untuk menanak nasi. Setelah cuci muka aku membantu Mamah membersihkan rumah plus kamarku sendiri yang lumayan berantakan akibat acara bergadang tadi malam..cangkir kopi dan pembungkus camilan yang masih berserakan di atas meja segera kau bersihkan. Begitu juga dengan kabel charge laptop, spiker, mouse yang terhampar di karpet mungilku segera aku rapikan. Setelah kamar rapi akupun menyapu seluruh ruangan dan melanjutkan memasak sedangkan mamah bersiap untuk pergi ke sekolah.

Hari ini aku libur diary jadi ya bisa lebih santai. Setelah semua pekerjaan selesai aku lirik jam sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Aku teringat pada baju yang aku jahitkan sebut saja di Mbak E. Dia berjanji akan menyelesaikan satu stel baju batik ku bulan ini. Maklum diary dia penjahit yang cukup bagus, jahitannya rapi sehingga pelanggannya cukup banyak. Jika ingin menjahitkan harus antri berbulan-bulan. Aku sendiri sudah antri sejak bulan nopember kemarin waaaaaa......lama banget. Ya memang mau gimana lagi aku sangat cocok dengan model jahitannya. Rapi dan bisa ngikuti desain apa yang aku inginkan. Nah ingat itu aku segera menyambar laptopku (lhah apa hubungannya????)




Gini....maksudku aku mau mencari model baju yang cocok untuk 3 potong kain batikku. Pilihan pertama jatuh pada model baju seperti yang ada disamping. Aku modifikasi lengan panjangnya jadi 7/8,sedangkan di pinggang aku kasih pita. Untuk Bawahannya aku ingin tampil beda. Kalau biasanya aku selalu memakai celana panjang sekarang aku ganti dengan rok panjang. Fikirku wong aku ini perempuan, masak ga punya seragam dengan bahwan rok hehe... Roknya aku desain dengan diberi sedikit sentuhan kain batik atasanku biar matching kalau dipake.



Untuk pilihan ke dua aku memilih desain ini. Dengan resleting belakang dan aku modifikasi dengan menambahkan tali di pinggang belakang. Untuk lengan aku buat tidak terlalu lebar. biar kalau aku pakai tidak aneh.









Pilihan ketiga yang ini. Krah model sanghai yang di modif dengan lipitan. Sekali lagi pinggang aku kasih tali kecil (tali lagi tali lagi....pasti begitu komen suamiku kalo aku bercerita ke dia hehe...karena memang kebiasaan semua baju, sepatu bahkan tas aku lebis suka yang ada tali-tali kecilnya).

Setelah aku print ke tiga gambar itu berangkatlah aku ke rumah mbak E. 3 menit aku mengendarai motorku sampailah aku dirumah mbak E. Setelah memarkirkan sepedaku di halamannya yang luas aku langkahkan kaki menuju rumahnya. Mataku sempat membaca tulisan di kaca "Maaf untuk sementara tidak terima jahitan" ckckck....segitu banyaknya pekerjaan mbak E sampai-sampai tidak terima jahitan lagi. Setelah mengucapkan salam mbak E membukakan pintu dengan meteran yang masih menggantung dilehernya aku di persilahkan untuk duduk. Wajah mbak E tidak cukup ramah hari ini. Tidak ada senyum sama sekali. Mungkin dalam hati dia berfikir aku kesana untuk menagih bajuku. Ya memang itu yang menjadi tujuanku tetapi melihat wajah mbak E yang kurang bersahabat itu aku harus mengubah strategiku. Percakapan aku awali dengan begini:

"Mbak bajuku kemarin sudah di potong?" dengan melemparkan senyuman manis (wkwkwk)
"Belum mbak" jawab mbak E dengan wajah malas.
"Oh ya...kebetulan ini aku mo mengubah desain mbak" Kataku sambil membuka tas dan mengeluarkan desain baju yang baru aku print. Sambil terus tersenyum dan meminta pendapatnya tentang desain yang aku buat, akhirnya wajah mbak E melunak aku meihat senyum di wajahnya. Dia mungkin mulai berfikir kalau aku tidak kecewa atau marah karena kain-kainku belum tersentuh. Aku maklum sepenuhnya menjahit adalah pekerjaan yang memerlukan ketelatenan dan kesabaran. Semua jahitan mbak E hasil tangan dia sendiri jadi wajar jika dia memerlukan waktu lama untuk menyelesaikan semua baju pesanan dari pelanggannya. Sebenarnya dengan keahlian dan kemampuannya aku yakin satu hari dia bisa menyelesaikan 1 baju. Tapi dalam bekerja  memang ada kalanya pasti dia merasa jenuh kan diary..??? Apalagi pekerjaan itu pekerjaan yang monoton itu-itu saja pasti membuat seseorang terkadang berada pada satu titik jenuh. dan jika dalam kondisi tersebut andai dipaksakan pasti hasilnya tidak maksimal.

Nah aku yakin si mbak E tapi pasti sering mendapatkan komplain dari pelanggan akibat keterlambatan pekerjaannya. Memang kalau kita ingin bertindak profesional kita harus sesuai dengan deadline. Apalagi jika pekerjaan itu di bidang jasa. Senyum dan Sapa itu sangat diperlukan. Sedikit berefleksi sikap si mbak E tersebut bisa membuat pelanggan merasa kurang nyaman saat berinteraksi, seperti aku alami. Jika si pelanggan dapat memahami pasti bisa nerima dengan "legowo" tetapi kalau si pelanggan juga dalam kondisi yang emosi bisa jadi terjadi sedikit adu mulut. Hal tersebut berakibat si pelanggan jadi kapok berlangganan atau bahkan si penjahit langsung mengembalikan kain yang belum tersentuh sama sekali itu pada pelanggan.
Nah dalam hal ini aku hanya bisa mewanti-wanti pada diriku sendiri, kira-kira bisa ngga ya bersikap profesional dalam hal pekerjaan?. Menyelesaikan segala sesuatu sesuai dengan deadline, disiplin dalam membagi waktu agar out put yang dihasilkan pun maksimal sesuai dengan hasil yang di inginkan. Berat memang tapi tidak sulit. Artinya semua bisa dilakukan, hanya akan terasa menyiksa pada awalnya. Tetapi jika semua berjalan terus maka akan jadi kebiasaan sehingga cukup mudah untuk dilaksanakan. Jadi menurutku tidak sulit hanya berat.

Nah diary kembali ke pembicaraanku dengan mbak E. setelah suasana mencair aku baru bertanya demikian
"Mbak kalau yang dua potong agak belakangan ga papa semisal yang satu stel ini selesai sebelum tanggal 26 kira-kira bagaimana?"tanyaku.mbak E menjawab dengan tersenyum "Saya usahakan mbak cuma saya minta no hp sampeyan"
Yes...kataku dalam hati akhirnya setelah sekian lama akhirnya punya baju batik lagi hehe...maklum kalau beli di toko ga bakalan dapat size yang sama dengan badanku. Setelah memberikan no hp ku aku pamitan dan tidak lupa mengucapkan terimakasih.

Ah..lega rasanya...sesampainya dirumah aku lanjutkan pekerjaanku yaitu setrika baju dan rencana nanti akan membuat planning Kisi-kisi soal ujian sekolah yang akan dirapatkan besuk pagi. Kalau ada sedikit persiapan dari rumah pasti kegiatan besuk akan dapat berjalan dengan lancar...amien.....

3 komentar:

hardi mengatakan...

Siiiiip deh isi postingannya, luuuuuaaaar biasa orisinil. Jika tdk keberatan tambahkan situs saya di blog teman. thanks.
http://www.bengkellistrikcom.blogspot.com

Ainimalia mengatakan...

hhmmm.... Ibu Guru yang Baik...:)

Unknown mengatakan...

@hardy ok terimakasih sudah ikut membaca...^^ blognya saya link

@mbak aini hehe...tengkyu