Met pagi diary….
Hari
ini diklat yang aku laksanakan di PPPPTK Cianjur selama 10 hari sudah selesai.
Banyak banget pengalaman yang aku peroleh. Selain menambah pengetahuan terkait materi
pengelolaan sekolah berbudaya lingkungan juga pengalaman-pengalaman hidup yang
membuat aku semakin menyadari bahwa hidup itu tidak selamanya menatap ke atas
tapi perlu juga menatap kehidupan dibawah kita agar kita selalu ingat untuk
bersyukur.
Salah
satu kisah dari seorang teman yang pernah menghadapi masa kritis dalam
kehidupannya. Beberapa tahun laulu dia menderita penyakit Thalassemia yang kata dokter sewaktu-waktu
dapat mengambil nyawanya. Penasaran dengan penyakit ini makanya aku googling
cari-cari informasi dan akhirnya aku dapat artikel tentang penyakit tersebut.
Thalassemia adalah penyakit kelainan
darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak dan berumur
pendek. Seperti yang kita ketahui bahwa umur sel darah merah normal itu 120
hari. Sehingga penderita penyakit ini akan mengalami gejala anemia, pusing dan
muka pucat, badan lemah, sukar tidur dan
nasfu makan hilang. Thalasemia dapat terjadi akibat ketidak mampuan sumsum
tulang membentuk protein yang dibutuhkan untuk produksi hemoglobin sebagaimana
mestinya.
Teman
saya diketahui menderita penyakit tersebut saat dia kuliah semester akhir.
Disaat dia harus berjuang menyelesaikan skripsinya dia pun harus berjuang untuk
hidupnya. Hanya ada dua pilihan yang ditawarkan oleh dokter pada saat itu yaitu
operasi sumsum tulang belakang ataukah hanya diberi obat dengan resiko
semaktu-waktu dia harus pergi untuk selama-lamanya. Pada saat itu temanku
memilih untuk tidak operasi karena dia berfikir operasi resikonya juga cukup
besar andaikan terjadi kesalahan, resiko lumpuh seumur hidup harus diterima. Disela-sela
perawatannya dia hanya meminta satu kepada Allah yaitu andaikan di panggil
semoga hal itu terjadi setelah dia
selesai diwisuda. Dia akan merasa bersalah kepada orang tuanya jika dia belum
bisa menyelesaikan kuliahnya. Selama proses perawatan buku-buku selalu
menemaninya tekadnya sangat kuat, skripsi harus segera diselesaikan karena
waktunya tidak panjang lagi begitu pemikirannya saat itu. Dan akhirnya diapun
bisa maju untuk skripsi dan hasilnya pun sangat luar bisa memuaskan. Di saat
menunggu wisudanya penyakitnya semakin parah dia sudah pasrah dan diapun
dijemput ayahnya untuk pulang ke Klaten dengan tujuan agar dia dekat dengan
keluarganya. Dia dijemput dengan menggunakan Travel. Di dalam perjalanannya dia
bertemu dengan seseorang yang bertanya kenapa dia kelihatan pucat, ayahnya
bercerita kepada orang tersebut tentang penyakit yang diderita teman saya.
Entah pengalaman apa yang dimiliki orang yang bertanya tersebut sebelumnya, dia
memberi tahu ada beberapa resep obat herbal yang apa saja komposisinya saya
lupa. Singkat kata selama di rumahnya teman saya mendapatkan perawatan secara
herbal berdasarkan resep yang di berikan orang di travel tersebut. Dan hasilnya
sangat tidak di duga lama kelamaan kondisi badannya meningkat, dia tidak pernah
pingsan, pusing, atau merasakan gejala-gejala seperti yang di alami sewaktu dia
sakit. Ada pesan yang selalu di ingat dari ayahnya “Kamu sudah di beri
kehidupan baru, mulai sekarang lebih banyaklah bersyukur, tingkatkan iman kamu
dan aturlah hidupmu menjadi lebih baik dari hari-hari kemarin”. Mulai sejak itu
dia memperbaiki sedikit demi sedikit ke imanan, ibadah dan kehidupannya.
Terharu
saya mendengar ceritanya, begitu kuat perjuangannya menaklukkan penyakit dan
juga mengejar cita-citanya. Kita yang dalam kondisi sehat terkadang banyak
menyia nyiakan waktu, menunda-nunda pekerjaan dan ibadah. Padahal kita tidak
tau berapa umur kita. Kapan Allah akan memanggil. Terkadang kita terlalu silau
dengan kehidupan yang ada di atas kita. Menginginkan A, B dan C padahal D
sampai Z sdah diberikan Allah kepada kita. Saat aku terpuruk karena keinginan
yang belum tercapai pada saat itu juga aku mengingat cerita teman tersebut. Bahwa
Allah telah memberikan kesehatan kepadaku kepada keluargaku, , begitu banyak
orang-orang disekitar ku yang menyayangi ku…tidak selayaknya aku terpuruk
kecewa dan menyesali kehidupan.
Ehmm…diary
begitu terkesan aku mendengar cerita teman saya tersebut. Semoga
cerita saya juga menginspirasi teman-teman lain yang membaca tulisan saya ini.
Oh ya untuk kegiatan
lain saya di sana saya upload saja foto-fotonya dan cerianya dilain kesempata
saja….see you….
|
PPPPTK-Vedca |
|
pembuatan kompos aerobik |
|
Analisis lahan |
|
Analisis lahan |
|
Daur ulang limbah |
|
Di depan cottage |
|
Observasi flora |
|
Me n Manilkara zapota (Sawo)
|
|
Kelompok 3 kelompok paling rame |
|
Kelompok 3 |
|
Foto dengan Widyaiswara Dra. Wisnuwati, M.Pd |
|
Identifikasi flora di lab bio PPPPTK |
|
Pembuatan awetan blog fauna |
|
Foto pembukaan diklat |
|
Foto with teman-teman lingkungan hidup |
|
Foto saat pengambilan sample air-kegiatan analisis air |
|
Foto lingkungan cottage (penginapan) |
|
Pembuatan kompos aerob |
|
Pembuatan kompos vermikompos |
0 komentar:
Posting Komentar