My name

Kamis, 27 Juni 2013

Oleh oleh dari Cianjur "Hidup itu jangan lupa bersyukur dan berjuang"


Met pagi diary….

Hari ini diklat yang aku laksanakan di PPPPTK Cianjur selama 10 hari sudah selesai. Banyak banget pengalaman yang aku peroleh. Selain menambah pengetahuan terkait materi pengelolaan sekolah berbudaya lingkungan juga pengalaman-pengalaman hidup yang membuat aku semakin menyadari bahwa hidup itu tidak selamanya menatap ke atas tapi perlu juga menatap kehidupan dibawah kita agar kita selalu ingat untuk bersyukur.
Salah satu kisah dari seorang teman yang pernah menghadapi masa kritis dalam kehidupannya. Beberapa tahun laulu dia menderita  penyakit Thalassemia yang kata dokter sewaktu-waktu dapat mengambil nyawanya. Penasaran dengan penyakit ini makanya aku googling cari-cari informasi dan akhirnya aku dapat artikel tentang penyakit tersebut.
Thalassemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak dan berumur pendek. Seperti yang kita ketahui bahwa umur sel darah merah normal itu 120 hari. Sehingga penderita penyakit ini akan mengalami gejala anemia, pusing dan muka pucat, badan lemah, sukar tidur  dan nasfu makan hilang. Thalasemia dapat terjadi akibat ketidak mampuan sumsum tulang membentuk protein yang dibutuhkan untuk produksi hemoglobin sebagaimana mestinya.
Teman saya diketahui menderita penyakit tersebut saat dia kuliah semester akhir. Disaat dia harus berjuang menyelesaikan skripsinya dia pun harus berjuang untuk hidupnya. Hanya ada dua pilihan yang ditawarkan oleh dokter pada saat itu yaitu operasi sumsum tulang belakang ataukah hanya diberi obat dengan resiko semaktu-waktu dia harus pergi untuk selama-lamanya. Pada saat itu temanku memilih untuk tidak operasi karena dia berfikir operasi resikonya juga cukup besar andaikan terjadi kesalahan, resiko lumpuh seumur hidup harus diterima. Disela-sela perawatannya dia hanya meminta satu kepada Allah yaitu andaikan di panggil semoga hal itu terjadi  setelah dia selesai diwisuda. Dia akan merasa bersalah kepada orang tuanya jika dia belum bisa menyelesaikan kuliahnya. Selama proses perawatan buku-buku selalu menemaninya tekadnya sangat kuat, skripsi harus segera diselesaikan karena waktunya tidak panjang lagi begitu pemikirannya saat itu. Dan akhirnya diapun bisa maju untuk skripsi dan hasilnya pun sangat luar bisa memuaskan. Di saat menunggu wisudanya penyakitnya semakin parah dia sudah pasrah dan diapun dijemput ayahnya untuk pulang ke Klaten dengan tujuan agar dia dekat dengan keluarganya. Dia dijemput dengan menggunakan Travel. Di dalam perjalanannya dia bertemu dengan seseorang yang bertanya kenapa dia kelihatan pucat, ayahnya bercerita kepada orang tersebut tentang penyakit yang diderita teman saya. Entah pengalaman apa yang dimiliki orang yang bertanya tersebut sebelumnya, dia memberi tahu ada beberapa resep obat herbal yang apa saja komposisinya saya lupa. Singkat kata selama di rumahnya teman saya mendapatkan perawatan secara herbal berdasarkan resep yang di berikan orang di travel tersebut. Dan hasilnya sangat tidak di duga lama kelamaan kondisi badannya meningkat, dia tidak pernah pingsan, pusing, atau merasakan gejala-gejala seperti yang di alami sewaktu dia sakit. Ada pesan yang selalu di ingat dari ayahnya “Kamu sudah di beri kehidupan baru, mulai sekarang lebih banyaklah bersyukur, tingkatkan iman kamu dan aturlah hidupmu menjadi lebih baik dari hari-hari kemarin”. Mulai sejak itu dia memperbaiki sedikit demi sedikit ke imanan, ibadah dan kehidupannya.
Terharu saya mendengar ceritanya, begitu kuat perjuangannya menaklukkan penyakit dan juga mengejar cita-citanya. Kita yang dalam kondisi sehat terkadang banyak menyia nyiakan waktu, menunda-nunda pekerjaan dan ibadah. Padahal kita tidak tau berapa umur kita. Kapan Allah akan memanggil. Terkadang kita terlalu silau dengan kehidupan yang ada di atas kita. Menginginkan A, B dan C padahal D sampai Z sdah diberikan Allah kepada kita. Saat aku terpuruk karena keinginan yang belum tercapai pada saat itu juga aku mengingat cerita teman tersebut. Bahwa Allah telah memberikan kesehatan kepadaku kepada keluargaku, , begitu banyak orang-orang disekitar ku yang menyayangi ku…tidak selayaknya aku terpuruk kecewa dan menyesali kehidupan.
 Ehmm…diary begitu terkesan aku mendengar cerita teman saya tersebut. Semoga cerita saya juga menginspirasi teman-teman lain yang membaca tulisan saya ini.
Oh ya untuk kegiatan lain saya di sana saya upload saja foto-fotonya dan cerianya dilain kesempata saja….see you….
PPPPTK-Vedca
pembuatan kompos aerobik
Analisis lahan

Analisis lahan

Daur ulang limbah


Di depan cottage

Observasi flora

Me n Manilkara zapota (Sawo)

Kelompok 3 kelompok paling rame

Kelompok 3

Foto dengan Widyaiswara Dra. Wisnuwati, M.Pd

Identifikasi flora di lab bio PPPPTK

Pembuatan awetan blog fauna

Foto pembukaan diklat

Foto with teman-teman lingkungan hidup

Foto saat pengambilan sample air-kegiatan analisis air

Foto lingkungan cottage (penginapan)

Pembuatan kompos aerob

Pembuatan kompos vermikompos

0 komentar: