Selamat pagi diary...
Lama banget ga nulis lagi dihalamanm maklum sekarang punya kesibukan baru. Alhamdulilah diary tanggal 09 Mei 2014 kemarin putri kecilku yang cantik kayak emmaknya (hehe...) lahir ke dunia dengan kondisi yang sehat, meskipun di awal kelahirannya harus perlu perawatan terlebih dahulu.
Bayiku pada saat itu lahir dengan berat badan diambang batas minimal yaitu 2,5 kg dengan usia kandungan masih 37 minggu. Yah mungkin karena emaknya udah gelisah pingin cepet ketemu bayi yang tiap saat bergerak gerak di dalam perut kali ya...coz percaya ga percaya diary sebelum si kecil lahir aku pernah bilang gini sambil belai-belai perut "Nak...mommy kengen pingin cepat ketemu..kalo kamu memang sudah kuat segera temui mommy ya nak" La..ketambahan mbah ibunya juga bilang "Nduk sampeyan wes di tunggu lo karo mbah ibu, mbah ibu parine wes panen, berase wes diselip ya wes bar diresiki" (Nduk, kamu udah di tunggu mbah ibu, padi nya udah panen, berasnya sudah di giling dan juga sudah dibersihkan). Ealah....malam jam 20.00 WIB ketubanku dan mulai merembes keluar pada saat itu aku belum menyadarinya maklum pengalaman pertama. Sampai akhirnya jam 01.00 saat aku pergi ke kamar mandi untuk ambil wudhu kok keluarnya semakin banyak dan berbeda dengan urin... ditambah aku melihat sedikit bercak darah, deg!! aku berfikir apa aku mau melahirkan ya? tapi kok ndak terasa apa-apa. Kata orang kalau mau melahirkan itu yang kerasa mules lah, punggung sakit dll la tapi ini ga terasa sama sekali. Akhirnya aku bicarakan ini dengan bapak ibuk yang siaga menemani, (saking siaganya mereka sejak aku cuti aku tidak diperbolehkan tidur sendiri jadi ya bertiga gitu deh... sedang si mas suami kerja di luar kota).
Singkat cerita aku sampai di RSIA Swasta kota sebelah yang sudah menjadi incaranku sejak dulu karena fasilitas dan pelayanannya.
Sampai disana ternyata belum terjadi pembukaan tanda kelahiran padahal air ketubanku sudah banyak keluar. Setelah di USG dan di nyatakan bahwa tidak bisa melahirkan normal ya akhirnya persiapan untuk caesar (SC). Pengalaman paling horor sebelum operasi adalah ruang operasi listriknya mati meski memakai jenset lampu bundar besar untuk tindakan ndak bisa nyala huwaaa.....dalam hati hanya bisa ber dzikir dan menyebut Asma Allah saja. Pasrah sepasrah pasrahnya pada yang Maha Kuasa. Apalagi tau pengganti lampu operasi itu semacam lampu meja belajar itu dengan watt yang agak besar ga tau berapa watt. (Ya wes lah monggo pak di pun lanjut). Ternyata operasi berjalan lancar tau-tau aku sudah diruang obsevasi dan merasakan perut bagian bawah yang sakit luar biasa karena efek anestesi nya sudah habis. Pada saat itulah mulai timbul rasa kawatir dalam diriku...gimana kondisi bayiku? sehat kah? jadi perempuan kah? dll. Saat ada mbak-mbak perawat datang aku pun bertanya
"Mbak anak saya laki-laki atau perempuan?"
Eh si mbak perawat jawab "Laki-laki buk..."
Whattt????!!! lha kok bisa fikirku masak hasil USG salah trus kadung beli segala sesuatu warna pink...sekali lagi aku pastikan
"masak mbak?? bener laki-laki?"
"eh sebentar buk..." jawabnya sambil keluar, si embaknya datang lagi sambil senyum-senyum "maaf bu perempuan ternyata, berat 2,5 kg dan tinggi 46 cm kondisi sehat"
Alhamdulillah...yah meski beratnya termasuk kecil pikirku asal sehat tidak masalah. Tambah tenang lagi setelah suamiku dari balik jendela memberikan foto anak kami yang baru lahir katanya sih sehat dan lengkap...dan dengan PD nya dia bilang kalau 100% wajah nya mirip dia iiihhh....ga percaya juga sih masak sih???tapi setelah aku amati bener juga malah cenderung mirip Uti nya (ibu mertua) hihihi....Dan sekali lagi suamiku memberikan nama yang menurutku terlalu panjang tapi di debat sama suami kalau nama itu adalah doa kalau di hilangkan salah satu artinya jadi beda. Ya sutra lah....dengan girangnya dia menuliskan nama anaknya "Cahaya Shakira Ameyza Fianita" yang artinya Cahaya syukur di bulan mei atas kelahiran anak perempuan Fian dan Nita (nama kecilku). Jadi ketawa sendiri kalau ingat posesifnya suamiku untuk full memberikan nama anaknya.
Keesokan hari nya aku diperbolehkan untuk pergi keruangan dan menunggu si kecil untuk di susui..akhirnya ketemualah aku dengan si Ameyza yang telah lama aku rindukan itu. Tapi sayang sekali setelah dirawat gabung kondisi Ameyza kurang bagus dan terpaksa dia di bawa ke ruang perawatan. Pada saat itulah benar-benar di uji perasaan ku...mendengar si kecil harus di Infus dan aku belum bisa turun dari tempat tidur membuatku benar-benar down. Keesokkan harinya aku bertekad untuk mencoba turun dari tempat tidur dan berjalan Alhamdulillah berhasil meskipun dengan susah payah,,,saat tau dari luar jendela kaca kondisi si kecil Ameyza membuatku benar-benar shock tangan kecilnya di infus...di mulutnya diberi selang dan tidur sendirian di dalam box. Hancur rasanya hatiku..air mata ini deras banget mengalir...suamiku berusaha untuk menguatkanku. Sempat aku sulit menelan makanan jika ingat kondisi si kecil..tapi akhirnya aku bertekad aku harus kuat, aku harus makan dan berusaha untuk mengeluarkan ASI yang pertama (Colustrum) untuk antibody anakku. Meski penuh perjuangan akhirnya sedikit demi sedikit ASIku keluar mungkin ga sampai 10 ml. Tiap aku pompa dan keluar sedikit demi sedikit aku berikan ke ruang perawatan untuk di berikan ke anakku. Karena jumlah ASI ku masih sangat sedikit maka Ameyza masih di sambung sufor. Setelah 2 hari di rawat perasaanku masih teruji lagi saat tau Ameyza di cek bilirubinnya ternyata dinyatakan high bilirubin dan harus mendapatkan penyinaran selama 1x 24 jam. Ternyata melihat kondisi Ameyza aku semakin shock karena saat penyinaran tersebut mata ameyza di tutup..dan hanya memakai diapers di sinar biru dalam box...huwaaaa emak mana yang ga nangis melihat kondisi anaknya yang demikian. Alhamdulillah setelah penyinaran 1 x 24 jam kondisi Ameyza membaik dan dinyatakan boleh pulang. Pada saat itulah rasanya bahagia yang luar biasa...bersyukur sebanyak-banyaknya pada Allah..dan terucap doa agar Ameyza sehat selalu...aku pun berjanji akan memberikan yang terbaik untuk Ameyza salah satunya kau bertekad memberikan ASI secara eksklusif.
Udah Adzan subuh diary...sampai sini dulu tulisanku...tentang perjuanganku memberikan ASI eksklusif akan aku tulis posting yang akan datang
Lama banget ga nulis lagi dihalamanm maklum sekarang punya kesibukan baru. Alhamdulilah diary tanggal 09 Mei 2014 kemarin putri kecilku yang cantik kayak emmaknya (hehe...) lahir ke dunia dengan kondisi yang sehat, meskipun di awal kelahirannya harus perlu perawatan terlebih dahulu.
Bayiku pada saat itu lahir dengan berat badan diambang batas minimal yaitu 2,5 kg dengan usia kandungan masih 37 minggu. Yah mungkin karena emaknya udah gelisah pingin cepet ketemu bayi yang tiap saat bergerak gerak di dalam perut kali ya...coz percaya ga percaya diary sebelum si kecil lahir aku pernah bilang gini sambil belai-belai perut "Nak...mommy kengen pingin cepat ketemu..kalo kamu memang sudah kuat segera temui mommy ya nak" La..ketambahan mbah ibunya juga bilang "Nduk sampeyan wes di tunggu lo karo mbah ibu, mbah ibu parine wes panen, berase wes diselip ya wes bar diresiki" (Nduk, kamu udah di tunggu mbah ibu, padi nya udah panen, berasnya sudah di giling dan juga sudah dibersihkan). Ealah....malam jam 20.00 WIB ketubanku dan mulai merembes keluar pada saat itu aku belum menyadarinya maklum pengalaman pertama. Sampai akhirnya jam 01.00 saat aku pergi ke kamar mandi untuk ambil wudhu kok keluarnya semakin banyak dan berbeda dengan urin... ditambah aku melihat sedikit bercak darah, deg!! aku berfikir apa aku mau melahirkan ya? tapi kok ndak terasa apa-apa. Kata orang kalau mau melahirkan itu yang kerasa mules lah, punggung sakit dll la tapi ini ga terasa sama sekali. Akhirnya aku bicarakan ini dengan bapak ibuk yang siaga menemani, (saking siaganya mereka sejak aku cuti aku tidak diperbolehkan tidur sendiri jadi ya bertiga gitu deh... sedang si mas suami kerja di luar kota).
Singkat cerita aku sampai di RSIA Swasta kota sebelah yang sudah menjadi incaranku sejak dulu karena fasilitas dan pelayanannya.
Sampai disana ternyata belum terjadi pembukaan tanda kelahiran padahal air ketubanku sudah banyak keluar. Setelah di USG dan di nyatakan bahwa tidak bisa melahirkan normal ya akhirnya persiapan untuk caesar (SC). Pengalaman paling horor sebelum operasi adalah ruang operasi listriknya mati meski memakai jenset lampu bundar besar untuk tindakan ndak bisa nyala huwaaa.....dalam hati hanya bisa ber dzikir dan menyebut Asma Allah saja. Pasrah sepasrah pasrahnya pada yang Maha Kuasa. Apalagi tau pengganti lampu operasi itu semacam lampu meja belajar itu dengan watt yang agak besar ga tau berapa watt. (Ya wes lah monggo pak di pun lanjut). Ternyata operasi berjalan lancar tau-tau aku sudah diruang obsevasi dan merasakan perut bagian bawah yang sakit luar biasa karena efek anestesi nya sudah habis. Pada saat itulah mulai timbul rasa kawatir dalam diriku...gimana kondisi bayiku? sehat kah? jadi perempuan kah? dll. Saat ada mbak-mbak perawat datang aku pun bertanya
"Mbak anak saya laki-laki atau perempuan?"
Eh si mbak perawat jawab "Laki-laki buk..."
Whattt????!!! lha kok bisa fikirku masak hasil USG salah trus kadung beli segala sesuatu warna pink...sekali lagi aku pastikan
"masak mbak?? bener laki-laki?"
"eh sebentar buk..." jawabnya sambil keluar, si embaknya datang lagi sambil senyum-senyum "maaf bu perempuan ternyata, berat 2,5 kg dan tinggi 46 cm kondisi sehat"
Alhamdulillah...yah meski beratnya termasuk kecil pikirku asal sehat tidak masalah. Tambah tenang lagi setelah suamiku dari balik jendela memberikan foto anak kami yang baru lahir katanya sih sehat dan lengkap...dan dengan PD nya dia bilang kalau 100% wajah nya mirip dia iiihhh....ga percaya juga sih masak sih???tapi setelah aku amati bener juga malah cenderung mirip Uti nya (ibu mertua) hihihi....Dan sekali lagi suamiku memberikan nama yang menurutku terlalu panjang tapi di debat sama suami kalau nama itu adalah doa kalau di hilangkan salah satu artinya jadi beda. Ya sutra lah....dengan girangnya dia menuliskan nama anaknya "Cahaya Shakira Ameyza Fianita" yang artinya Cahaya syukur di bulan mei atas kelahiran anak perempuan Fian dan Nita (nama kecilku). Jadi ketawa sendiri kalau ingat posesifnya suamiku untuk full memberikan nama anaknya.
Ameyza baru lahir |
Keesokan hari nya aku diperbolehkan untuk pergi keruangan dan menunggu si kecil untuk di susui..akhirnya ketemualah aku dengan si Ameyza yang telah lama aku rindukan itu. Tapi sayang sekali setelah dirawat gabung kondisi Ameyza kurang bagus dan terpaksa dia di bawa ke ruang perawatan. Pada saat itulah benar-benar di uji perasaan ku...mendengar si kecil harus di Infus dan aku belum bisa turun dari tempat tidur membuatku benar-benar down. Keesokkan harinya aku bertekad untuk mencoba turun dari tempat tidur dan berjalan Alhamdulillah berhasil meskipun dengan susah payah,,,saat tau dari luar jendela kaca kondisi si kecil Ameyza membuatku benar-benar shock tangan kecilnya di infus...di mulutnya diberi selang dan tidur sendirian di dalam box. Hancur rasanya hatiku..air mata ini deras banget mengalir...suamiku berusaha untuk menguatkanku. Sempat aku sulit menelan makanan jika ingat kondisi si kecil..tapi akhirnya aku bertekad aku harus kuat, aku harus makan dan berusaha untuk mengeluarkan ASI yang pertama (Colustrum) untuk antibody anakku. Meski penuh perjuangan akhirnya sedikit demi sedikit ASIku keluar mungkin ga sampai 10 ml. Tiap aku pompa dan keluar sedikit demi sedikit aku berikan ke ruang perawatan untuk di berikan ke anakku. Karena jumlah ASI ku masih sangat sedikit maka Ameyza masih di sambung sufor. Setelah 2 hari di rawat perasaanku masih teruji lagi saat tau Ameyza di cek bilirubinnya ternyata dinyatakan high bilirubin dan harus mendapatkan penyinaran selama 1x 24 jam. Ternyata melihat kondisi Ameyza aku semakin shock karena saat penyinaran tersebut mata ameyza di tutup..dan hanya memakai diapers di sinar biru dalam box...huwaaaa emak mana yang ga nangis melihat kondisi anaknya yang demikian. Alhamdulillah setelah penyinaran 1 x 24 jam kondisi Ameyza membaik dan dinyatakan boleh pulang. Pada saat itulah rasanya bahagia yang luar biasa...bersyukur sebanyak-banyaknya pada Allah..dan terucap doa agar Ameyza sehat selalu...aku pun berjanji akan memberikan yang terbaik untuk Ameyza salah satunya kau bertekad memberikan ASI secara eksklusif.
Udah Adzan subuh diary...sampai sini dulu tulisanku...tentang perjuanganku memberikan ASI eksklusif akan aku tulis posting yang akan datang
0 komentar:
Posting Komentar